♠/SELAMAT DATANG!
♠/LAGU KITA
♠/SAJAK KITA
♠/PEREKA
PEREKA: Deeyawn
|
|
/ 8th WORLD WONDER
PROFILE: I am blah from class here and is born on
00/00/00, time. and so love me like this. I was so cute, I am totally an element that you'd never
ever known, you can;t find it in the periodic table cause no one has even found it- I explode in
your face just like potassium when it touches water, it's really explosive, you should really run
away first before I do spark into flames and burn you alive! I love blasting my music as well, when
love sync (elissa) let me hear Cry-Rihanna, i have been like addicted to it like drugs- oh wait.
it's worse than drugs, it's better, more addictive than drugs. listen to that song! and this is one
of my last blogskin that i will produce until the EOYs of 2008, cause i flunked Biology, ARGHS! OMG
I SURE DIE LIKE !@#$% and i am emo now like under ltos of peer pressure and bad
seniors.
having been in hwa chong institution (just like make it long so
you can preview a long post or wad that fits right down underneath which i think i shall crap all
day today) my eyes have been wanting to close since 20:00 (8PM)), I was so tired, cause the syllabus
in hwachong is really so hard that no one can sleep really well. The new CSE classes (aka. Centre
for Scholaristic Excellence) and is also known for it's famous nickname Cannot Sleep Everyday or
Early. Is like even the teachers know, so the homework is reduced, but it's like OMG! will die, this
year already so hard, next year i say "die!" mati already lar. arghs!NEXT, A RIOT OF COLORS, WHAT DO
YOU THINK OF ME. AND I KNOW THAT I BRUISE EASILY. LEAP OF FATE LIKE i never know and i'm learning to
fly and a safety net to cushion the blow. and i feel so suicidal and note "I BRUISE EASILY" and be
gentle when you handle me.
hello once again, i have been having nightmares,no one is doing
work for my project , whcih is true. supposed to do "family planning" is like whatever lar, when
will we be able to use it not like very soon we are gonna have kids, settle down, earn money have
NSman relief or whatsoever or even Children Relief, is like wtf. I am eating CIGAR ROLLS, they are
vilina flavoured and jsut finished my bowl of ice cream which tasted so mixed, haha btu it was ncie
to me (: I like mix of flavours liek suddenly a RIOT of colors and A EXPLOSION of taste! I mean like
it's really impactful come to think about it, and cause my project has to be handed in by friday so
i shall rush typign finish this retarded paragraph. like hello! ello! buhello! darkdegree will go on
HIATUS soon. and i am so emo, i feel like slashing my wrist now, it's true adn don't look down on me
for that i know people discriminate.
see you there at hiatus land.
|
|
Monday, April 21, 2008
JALAN JALAN RAYA KOTAKU / 7:40 AM
Saban waktu sapanjang perjalanan Jalan-jalan raya kotaku Lewat senja Begini Tika gerimis menabur benih Menerima kehadiran warga kota Lemas dalam kesabaran Lelah meresahkan Dengan luka parah di hati
Ketidaksabaran membengkak Kesombongan merajai setiap ruang Semakin padat dengan emosi Kebosanan menggigit pangkal rasa
Demikian etika di perjalanan Budi luhur warga kotaku Tidak lagi berlaku Yang hadir adalah keserakahan Memacu menghimpun kekuatan Menghakis sopan santun Seperti banjir kilat Melanda pinggir perjalanan Fitrah sang manusia Peradaban kota masa kini
Jalan-jalan raya kotaku Adalah gelanggang kebuasan Perlumbaan kebiadaban Para pesakit Kemanusiaan semakin mandul Pada penghujung musim.
Zam Ismail Kasut hitler,1996. Mingguan Malaysia, 4 jun 1995.
MAKSUD Rangkap Satu: Suasana - Keadaan yang terpaksa ditempuhi setiap petang.
- Jalan raya dilimpahi dengan kenderaan.
- Kesesakan berlaku,
- terutama hujan yang membanjiri jalan raya.
- Kerosakan lampu isyarat.
- Hilang rasa sabar, penat & mengecewakan.
Baris 4 & 6:
Tika gerimis menabur benih Lemas dalanm kesabaran.
Rangkap Kedua: Sifat diperoleh - Penyair mempunyai sifat(daya pemerhati nurani manusia & alam yang tajam).
- Beliau “membaca” sikap warga kota.
Seperti pemandu kenderaan yang tersangkut di jalan raya.
- Mereka hilang kesabaran & timbul rasa sombong kerana bosan.
Baris 3 & 4: semakin padat dengan emosi Kebosanan menggigit pangkal rasa
Rangkap Ketiga: Perbezaan Muncul sifat kesombongan & ketidaksabaran pemandu. Etika & tabiat mereka mereka(warga kota). Mereka bersifat berbudi bahasa, menolong, peramah, bertimbang rasa.
- Ini menghilangkan fitrah mereka, ingin kedamaian, ketenangan & kesejahteraan.
Rangkap Keempat: Kesimpulan - Inilah terjadi pada kota penyair.
- Jalan raya menjadi medan untuk mempamerkan sifat negatif.
- Penyair anggap mereka sakit (jiwa).
- Hilang rasa kemanusiaan berkurangan.
TEMA “ Sikap Masyarakat Bandar” - Berdepan dengan kesesakan & banjir kilat.
- Banyak sifat negatif boleh dilihat dalam diri masyarakat apabila timbul perkara sebegini.
PERSOALAN 1)Sikap Mementingkan Diri, - apabila berdepan dengan masalah kesesakan lalu lintas.
2)Jalan Raya Menjadi Gelanggang Perlumbaan,
- untuk menunjukkan kehandalan masing masing.
3)Perubahan Sikap Manusia, kesan dari kemajuan.
- Kesimpulan, manusia kini semakin parah dari segi kemanusiaan.
BENTUK - Terbahagi kepada 4 rangkap,
Pertama: 8 baris Kedua: 4 baris Ketiga: 10 baris Keempat: 6 baris - Jumlah perkataan sebaris: 2-4 perkataan.
- Jumlah suku kata sebaris: 5-13 suku kata.
- Rima bagi rangkap,
Pertama: a,b,c,d,e,a,a,c Kedua: a,b,c,d, Ketiga: a,b,b,a,a,a,c,a,d,e Keempat: a,b,b,c,d,e NADA Protes, Kritikan terhadap setengah warga kota seperti pemandu waktu kesesakan.
- Sebagai kota sedang membangun,
- Hal ini, harus diterima dengan baik, tanpa rasa emosi & nafdu yang melampau.
UNSUR BUNYI (i) tika gerimis menabur benih. (u)budi luhur warga kotaku. (a) yang hadir adalah keserakahan.
(m) kemanusiaan semakin mandul. (k) Ketidaksabaran membengkak. (b) Perlumbaan kebiadaban.
GAYA BAHASA - Menggunakan kata-kata keras untuk melahirkan rasa kecewa dan terkilan terhadap sikap segelintir warga kota, terutamanya pengguna jalan raya.
[R2 , B1] Ketidaksabaran membengkak [R2 , B2] Kesombongan merajai setiap ruang [R3 , B4] Yang hadir adalah keserakahan [R4 , B2] Adalah gelanggang kebuasan [R4 , B3] Perlumbaan kebiadaban
Personifikasi
contoh: .......gerimis menabur benih (R1 B4) kebosanan menggigit pangkal ( R2 B4) Kemanusiaan semakin mandul ( R4 B5)
BAHASA KIASAN Seperti banjir kilat ( R3 B7)
PERLAMBANGAN contoh: tika gerimis menabur benih ( R1 B 4) Makna: ungkapan ini membawa hujan ( yang tidak lebat ) telah turun. contoh: para pesakit makna: para pesakit disini bukan orang sakit yang biasa dilihat atau didengar . penyair merujuk 'para pesakit ' yang membawa atau menjadi makna atau menjadi lambang kepda pemandu kenderaan yang sakit jiwa akibat tertekan mengalami kesesakan lalu lintas setiap hari. PENGGUNAAN PERKATAAN PINJAMAN contoh: saban waktu sepanjang perjalanan 'saban' adalah perkataan Indonesia yang bermaksud setiap. METAFORA adalah gelangang kebuasan nilai dan pengajaran 1. kesabaran. Penting kesabaran ketika mengahadapi masalah kesesakan di bandar-bandar besar. 2. bertimbangan rasa di kalangan pengguna jalan raya dalam menghadapi sesuaatu situasi di bandar. 3.menghormati. pengguna jalan raya mestilah menghormati penguna yang lain dan tidak semestinya mementingkan diri sendiri ketika berada di jalan raya.
Saturday, March 29, 2008
/ 9:04 PM
AKU MENJADI LEBIH BERANI Kali ini kau berbaju biru dan bajuku ungu. Sayang, hanya aku tahu hatimu tidak setulus hatiku yang berbaju ungu. Bila begini, sebilah pisaumu aku tidak gentar sepatah kata bisa, aku merasa. Hati dan rasa mengajarku aku menjadi lebih berani. - Latifah Haji Shebli
/ 8:02 PM
BAHASARahman Shaari Mari kita berbahasa Sebaiknya. Bahasa adalah pengatur Pucuk fikiran yang bertabur Bahasa adalah pelentur Ranting perasaan yang bersiur. Dengan bahasa Terlihat fakta padu Terlihat sinar ilmu Terlihat cinta biru. Dengan bahasa Pemimpin memaparkan arah Di pentas siasah Dengan bahasa Orang beriman menikmati ibadah Khusyuk dan pasrah. Mari kita berbahasa Sebaiknya. Dengan bahasa Budi dipertinggi Mesra diperlebar Dengan bahasa Kita menjadi kita Bersama. Jika tanpa bahasa Bagaimana akan kita setujui Perjanjian ini? Mari kita berbahasa Sebaiknya. Penerangan:Bait pertama penulis mengajak/menasihati pembaca supaya berbahasa/bertutur dengan sebaiknya. Pada bait kedua, penulis menerangkan definasi bahasa.Beliau menjelaskan bahawa bahasa itu adalah cara seseorang mengeluarkan dan menyatakan idea mereka dengan cukup jelas dan baik. Bahasa juga melembutkan perasaan yang sedang bercelaru. Bahasa adalah pengantara sesama manusia.Bait ketiga pula, penulis menerangkan apakah yang dapat diperolehi dengan berbahasa. Kita dapat menguatkan fakta, memperolehi ilmu dan juga kasih sayang dapat dipupuk. Bait keempat mengisahkan tentang pemimpin yang berdiri di pentas-pentas politik membahaskan tentang keadaan sekeliling. Orang yang beriman pula dapat mengamalkan ibadahnya dengan khusyuk. Bait keenam mengisahkan tentang masyarakat yang berbahasa dapat meningkatkan budi bahasa antara mereka dan mengeratkan hubungan mereka. Bait ketujuh penulis menyoalkan bagaimana perjanjian dapat disetujui sebagaimana penulis mahu kita berjanji untuk berbahasa dengan sebaiknya. TEMA:Tema sajak ini adalah mengenai peranan yang dimainkan oleh bahasa dalam kehidupan seseorang. Penyajak menggangap bahasa itu mamainkan peranan yang penting dalam banyak aspek hidup manusia.salah satunya adalah melalui rangkap ini: Dengan bahasa Terlihat fakta padu Terlihat sinar ilmu Terlihat cinta biru. (ps: buktikan dengan bait) Persoalan:1) bahasa mampu menenangkan fikiran dan menyelesaikan masalah. Bahasa adalah pengatur Pucuk fikiran yang bertabur Bahasa adalah pelentur Ranting perasaan yang bersiur (ps:buktikan dengan bait bagi mengukuhkan jawapan anda) 2) Bahasa mampu memperjelaskan keadaan dan memudahkan ibadat. Dengan bahasa Pemimpin memaparkan arah Di pentas siasah Dengan bahasa Orang beriman menikmati ibadah Khusyuk dan pasrah. (Ps: buktikan dengan bait bagi mengukuhkan jawapan anda) 3) Bahasa memudahkan sesuatu perjanjian. Jika tanpa bahasa Bagaimana akan kita setujui Perjanjian ini? Bentuk:Sajak ini mempunyai 8 rangkap. Rangkap 1, 5, 8 mempunyai 2 baris- berbentuk distikhon. Rangkap 2 dan 3 mempunyai 4 baris – berbentuk quatrain. Rangkap 4 dan 6 mempunyai 6 baris –berbentuk sestet. Rangkap 7 mempunyai 7 baris- berbentuk terzina.Jumlah perkataan/suku kata terbanyak – 4 perkataan dan 12 suku kataOrang beriman menikmati ibadah (R4:B5) Jumlah perkataan/suku kata terpendek- 1 perkataan dan 3 suku kata.Bersama. (R6:B6) Sajak ini juga berbentuk bebas. Rima akhir bait ini abbabb. Dengan bahasa Pemimpin memaparkan arah Di pentas siasah Dengan bahasa Orang beriman menikmati ibadah Khusyuk dan pasrah. Unsur bunyi:Asonansi (penggunaan bunyi huruf vocal dalam sajak.) M ari kit a berb ah as a (a) Or ang ber iman men ikmat i ibadah (i) Kit a menj adi kit a (a) Jik a t anp a b ah as a (a) B ag aim an a ak an kit a setujui (a) Aliterasi (menggunakan bunyi huruf konsonan dalam sajak) Ra nti ng perasaa n ya ng bersiur (n) Gaya bahasa:MetaforaPucuk fikiran (R2:B2) Ranting perasaan (R2:B4) Cinta biru (R3:B4) Perulangan: 1) AnaphoraTerlihat fakta padu Terlihat sinar ilmu Terlihat cinta biru 2) KeseluruhanMari kita berbahasaSebaiknya.* Pengulangan frasa “dengan bahasa” (3 *) Nilai dan pengajaran1 Pentingnya berbahasa dengan baik. Berbahasa dengan betul dapat menyelesaikan masalah dan hubungan sesame manusia dapat dipertingkatkan. 2 kita mesti bijak mengguna dan memanfaatkan bahasa. Bahasa memainkan peranan dalam aspek hidup dan jika bahasa dapat digunakan dengan baik, ia akan mendatangkan manfaat. JAWAPAN MANA-MANA YANG MUNASABAH DAN SESUAI AKAN DITERIMA.
/ 7:57 PM
Ketika Kami Bercerita TentangnyaKetika kami bercerita tentangnya bapa sedang tidur aku cukup kenal pada lelap matanya tikar mengkuang lusuh itu barangkali, tambah melenakan bapa. Tadi lama sekali bapa menemani kami mengisi malam-malam seperti selalunya duduk mengelilingi pelita minyak tanah yang kecil itu semacam pahit dan getir pengalamannya begitu akrab pula dengan kami semua Tidak pernah kami menyoal mengapa demikian laut sejarahnya kerana seperti juga di hutan kehidupan ini kami sedia memaklumi akan ketentuan yang harus digengggam Asap pelita berkepul sesekali meliuk digerak angina ketika kami bercerita tentang bapa aku cukup faham pada sebuah doa yang selalu dibuatnya semoga ombak masa laluku bukan gelombang masa depanmu GURINDAM ALAM, 1994 Masa Enterprise Tema: keperitan hidup seorang manusia Nada :sedih Persoalan:Kasih sayang saling anggota keluarga Takdir Harapan Anak yang setia Bentuk: sajak bebas, Baris tersingkat: (2 suku kata): Tadi, Baris tepanjang (15 suku kata): pada sebuah doa yang selalu disebutnya Nilai dan pengajaran Perlu berasa kasih saying kepada bapa Mesti memberi perhatian kepada bapa Perlu menginsafi bahawa apa yang berlaku di dunia ini adalah takdir. Rangkap pertamaMakna & maksudPenyajak dan adik-beradiknya bercerita tentang bapa mereka sementara bapa mereka tertidur diatas tikar mengkuang yang sudah lusuh. Ini menggambarkan kesusahan hidup penulis sekeluarga. BentukRima akhir: a,b,c,a,d,a, Unsur bunyi
Asonansi: Ketika kami bercerita tentangnya (a) tikar mengkuang lusuh itu (u) Aliterasi: aku cukup kenal (k) Rangkap keduaMakna & maksud Penulis menceritakan bagaimana bapa mereka telah menemani mereka berbual-bual, degan adanya pelita minyak tanah.iniu menggambarkan kemiskinan dan kesusahan hidup bapa penyajak. Tetapi penyajak dan adik beadiknya amat faham akan situasi bapa mereka itu. BentukRima akhir: a,a,b,c,d,b,b,b, Baris tersingkat: dua suku kata: Tadi Unsur bunyiAsonansi: duduk mengelilingi pelita minyak tanah (i) Aliterasi : mengisi malam-malam seperti selalunya (m) Rangkap ketiga Makna & maksud Penyajak dan adik-beradiknya tidak tidak pernah menyoal mengenai sejarah hidup bapa mereka yang penuh penderitaan. Ini adalah kerana mereka telah memahami tentang takdir yang telah tersurat. Kemiskinan yang dialami oleh bapa mereka tidak boleh ditolak kerana itu semua sudah ditentukan. BentukRima akhir: a,b,c,c,d,d,b,e, Gaya bahasaMetafora: laut sejarahnya hutan kehidupan Inversi: tidak pernah kami menyoal Rangkap keempat dan kelima Makna & maksud Asap pelita minyak tanah itu berkepul-kepulan. Ketika penyajak dan adik beradiknyabercerita tentang bapa mereka, mereka faham akan doa yang selalu dibuat oleh bapanya. Bapanya berdoa supaya kesusahan hidupnya tidak diwarisi oleh anak-anaknya. Ini menggambarkan betapa kukuhnya kasih saying bapa penyajak kepada anak-anknya. Bentuk Rima akhir (a,b,c,c,d,c)dan(a,a) Baris tepanjang (15 suku kata): pada sebuah doa yang selalu disebutnya Unsur bunyi Asonansi: sesekali meliuk digerak angin (e) Ketika kami bercerita (a) Aliterasi: Asap pelita berkepul (p) Gaya bahasa Perlambangan: “ombak” dan “gelombang” yang menggambarkan kesengsaraan hidup.
/ 7:48 PM
Sajak 2- Pembeli masa sudahDalam sajak ini, penyair melakarkan peranan penyair yang peka dengan kisah dan pengalaman yang ditempuhinya dan juga melalui pemerhatiannya. Penyair menurunkan pengalamn dan sensetivitinya itu dalam bentuk puisi.Penyair merakamkan kehidupan manusia. Pengalaman yang menyentuh emosi dan kepayahan akan diangkat dalam bentuk puisi. Dalam menghantar puisinya ke depan khalayak pembaca, penyair dapat mengesan satu sifatnya iaitu cerewet dalam memilih persoalan dan pemikiran yang hendak diketengahkan. Beliau berhati-hati agar hasil karya yang dipersembahkan bernilai tinggi. Beliau juga berpendapat bahawa mutu sesebuah puisi akan menentukan peribadi penyair. Dalam usaha menghasilkan karya, penyair mengambil tahu masalah orang kemudian menghasilkan karya supaya dinilai oleh pembaca. Kadang-kala, penyair juga mengetengahkan masalah dan masa silamnya sendiri dalam karya-karyanya. Beliau menganggap masa silamnya lebih mahal daripada harga ikan dan sayuran di pasar. TemaTema sajak ini ialah pengalaman atau peristiwa lalu. Penyair mencipta puisi berdasarkan pengalaman dan pemerhatiannya. PersoalanKehidupan seorang penulis. Hidup seorang penulis menjadi perit kerana pelbagai ikhtiar dilakukannya untuk mendapat idea dan diketengahkan dalam karya. Pengalaman yang berharga. Bagi seorang penulis, pengalaman hidupnya sangat berharga kerana pengalaman silamnya akan dijadikan bahan dalam berkarya. Ketelitian dalam berkarya. Seorang penulis harus berhati-hati dalam memilih bahan untuk dijadikan bahan tulisan. Ketelitian ini akan menjadikan dirinya terkenal dan menaikkan imejnya sebagai penulis. Bentuk1. Rangkap: 3 2. Baris: rangkap 1& 3=9 baris Rangkap 2= 8 baris 3. Jumlah perkataan : 2 hingga 5 perkataan sebaris 4. Jumlah suku kata: 6 hingga 15 suku kata sebaris 5. Rima akhir: Rangkap 1: a-b-a-c-d-c-c-a-e Rangkap 2: a-b-c-c-b-a-d-a Rangkap 3:a-b-c-d-d-e-f-g-d 6. Bentuk sajak: sajak bebas. Unsur BunyiAsonansi: “masalah dan masa sudah sendiri” “di pasar yang dihingari kisah ini” Aliterasi: “penyair ialah pengunjung pasar kisah” “kerana aku penyair kupenuhi hidupku” Gaya BahasaMetafora: “penyair ialah pengunjung pasar kisah” “kulalui lorong-lorong hari sepiku” Pinjaman: Perkataan Indonesia “ruwet” “kembara” “puncak” Perulangan: (a)Responsi: “pemilih yang sukar membuat pilihan” “pembeli yang keliru dengan rawatan” (b)Anafora: “dari gelisah ke payah” “dari sedih ke perih” Simile: “tidak seperti ikan dan sayuran” Diksi: unsur-unsur bahasa yang lain ialah penggunaan kosa kata Melayu Indonesia iaitu ‘ruwet’ yang bermaksud kesulitan atau kusut. Nilai Dan PengajaranKegigihan. Pentingnya kegigihan dalam mencari idea untuk berkarya. Ketelitian. Penulis mestilah teliti memilih bahan-bahan untuk dimuatkan dalam karya.
/ 4:46 AM
Sajak 1- Manusia dan kesejahteraan Kelelahan kita semakin parah tenatnya Berserta kekejaman mengatasi kedamaian Titik pertemuan menjadi tentangan Tak siapa mau beralah Saat ini siapa lagi sanggup bersemboyan Janjikan harapan semanis janji orang bercinta Setiap pembicaraan tanpa persatuan Kejujuran mati di hati Hari ini tak payah parau bertanya Ketuaan dunia akan tenggelam juga Dalam kebodohan manusia Yang kian bermuka dua Demi kelak dewasanya anakku Kau bikinlah perhitungan sendiri Untuk menjengah neraka kecintaan manusia Mencucuri bahan api neraka Tambah mengimbau sorotan kitab MUHAMMAD! Tambah mengimbau sorotan kitab ESA! Hanya kesejahteraan membunga api Salmi Manja Utusan zaman, 1 Januari 1961 Sajak ini telah ditujukan kepada anak penyair. Penyair menasihati anaknya supaya membuat pemilihan hidup dengan betul supaya tidak menjadi manusia yang kian lupa akan janji-janjinya, mementingkan diri sendiri dan tidak mementingkan kedamaian. Pegangan yang kuat terhadap kitab suci Al-Qur’an dan sunnah Nabi s.a.w. memastikan masa hadapan yang cerah dan baik kepada anaknya. Dalam syairnya, penyair menyatakan bahawa manusia sekarang tidak mahu menerima pendapat atau tidak mahu tunduk di bawah kekuasaan orang lain sehinggakan mengakibatkan peperangan yang membunuh kedamaian. Mereka juga suka membuat janji yang tidak ditepati, tiada lagi kejujuran di dalam diri masing-masing. Mereka sering melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang dikatakan. Dengan itu, penyair menasihati anaknya dan manusia lainnya supaya berpegang teguh kepada dua perkara tersebut yang dapat melindunginya daripada menjadi individu yang tidak bermoral dan menjadikannya seorang manusia yang mementingkan kesejahteraan dalam kehidupan, kesejahteraan yang dapat mengatasi kekejaman. Ulasan lanjut:Jenis sajak: sajak bebas Nada: i) protes: (terhadap kepincangan nilai kahidupan manusia) “hari ini tak payah parau bertanya” ii) memujuk:(agar manusia kembali berpegang kepada agama Islam) “tambah mengimbau sorotan kitab MUHAMMAD!” “tambah mengimbau sorotan kitab ESA!” Rangkap: 5 Baris: Rangkap 1 hingga 4: 4 baris Rangkap 5 : 3 baris Rima akhir: Rangkap 1: a-b-b-c Rangkap 2: a-b-a-c Rangkap 3: a-a-a-a Rangkap 4: a-b-c-c Rangkap 5: a-b-c Jumlah pekataan dalam baris: 3 hingga 6 perkataan Jumlah suku kata : 8 hingga 16 suku kata TemaKemanusiaan yang berlandaskan prinsip keagamaan Kehidupan manusia yang kian kalut dan berpura-pura, tidak mahu beralah, dan kekejaman lebih ketara berlaku berbanding dengan kedamaian. usaha dan perjuangan untuk mencari kedamaian sudah tidak ada lagi, berpunca daripada kejujuran yang telah padam dalam hati manusia. Gaya Bahasa Gaya bahasa: tegas/keras bersikap terus terang Metafora: “ketuaan dunia akan tenggelam juga” Inversi: “kejujuran mati di hati” – di hati kejujuran mati “demi kelak dewasanya anakku”- demi dewasanya anakku kelak Personafikasi: “kejujuran mati di hati” “ketuaan dunia akan tenggelam juga” Hiperbola: “kelelahan kita semakin parah tenatnya” Simpulan bahasa: “titik pertemuan menjadi tentangan” “yang kian bermuka dua” Perulangan: “tambah mengimbau sorotan kitab MUHAMMAD!” “tambah mengimbau sorotan kitab ESA!” Unsur BunyiAsonansi: “berserta kekejaman mengatasi kedamaian” “janjikan harapan semanis janji orang bercinta” “demi kelak dewasanya anakku” “hanya kesejahteraan membunga api” Aliterasi: “titik pertemuan menjadi tentangan” “janjikan harapan semanis janji orang bercinta” Persoalan1. Sikap manusia yang mementingkan diri sendiri Punca mereka melakukan kekejaman. 2. Agama sebagai pegangan hidup Penyelesaian bagi memperbaiki kepalsuan hidup. 3. Kekejaman manusia Yang telah menghapuskan kedamaian di dunia. Nilai Dan Pengajaran Kejujuran. Kejujuran penting dalam kehidupan. · Bertanggungjawab. Bertanggungjawab dalam menjaga keharmonian, bukannya mencetuskan huru-hara. · Keyakinan. Pegangan agama yang kukuh menjadi benteng kedamaian dalam sesebuah negara.
Thursday, March 27, 2008
/ 5:44 AM
?>?>?> Wanita zaman ini Tak berasa perlu bersuami Taraf kehidupan mereka kini sudah tinggi Mereka begitu mampu berdikari
Wanita zaman ini Lebih bahagia hidup sendiri Perkahwinan bagi mereka membatasi Pergerakan diri Dan segala aktiviti peribadi Bahkan memperjudi Nasib diri Di tengah kehidupan lelaki
Aladin mohammad
Tema:
Mengenai pendirian hidup bagi wanita zaman moden.
Maksud sajak ini:
1) menjelaskan mengenai wanita zaman moden. ---Wanita zaman ini berasakan diri mereka tidak perlu berkahwin memandangkan taraf hidup mereka sudah tinggi. ---Dengan itu mereka mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
2)menjelaskan wanita zaman ini lebih bahagia hidup sendiri --- bagi mereka perkahwinan hanya menjejaskan pergerakan mereka dalam beebread aktiviti harian mereka. --- dalam ini mereka menganggap seminary mereka berkahwin,mereka bertarung nasib di tengah kehidupan seorang lelaki.
Unsur bunyi
1) asonasi
Contoh: mereka begitu mampu hidup berdikari Lebih bahagia hidup sendiri
2) aliterasi
Contoh: taraf kehidupan mereka kini sudah tinggi
Gaya bahasa:
1) perulangan Iaitu wanita zaman sekarang
2) sinkof Terdapat kata singkatan iaitu perkataan tidak (rangkap pertama ,baris kedua)
Bentuk..
Sajak ini mempunyai 2 rankap shaja. Rangkap1 mempunyai 4 baris (berbentuk quatrain) Rangkap kedua mempunyai 8 baris (berbentuk oktaf)
Rima sajak..
Rankap pertama (a,a,a,a) Rangkap kedua ( a,a,a,a,a,a,a,a)
Sajak ini ialah sajak bebas.
Jumlah perkataan yang terbanyak ialah 6 perkataan.Suku kata terbanyak ialah 15 suku kata.
R:1
Taraf kehidupan mereka kini sudah tinggi
Jumlah perkataan dan suku kata yang paling sedikit ialah 2 perkataan dan 4 suku kata
R:2
Nasib diri
Persoalan:
1)Wanita yang sudah mampu hidup berdikari (Rangkap yang ke4.) --- menjelaskan bahawa wanita zaman ini suadah belajar hingga ke peringkat yang tinggi ---- mempunyai wang yang cukup untuk membiayai hidup mereka
2) perkahwinan membataskan pergerakan hidup wanita --- wanita menganggap perkahwinan akin membataskan pergerakan hidup dan segala aktiviti [eribadi
3) Nasib wanita di tangan suami --- waniat berasaskan alam perkahwinan akin memperjudikan nasib di tagna suami
Nilai dan pengajaran
1- kita perlu menyedari bahawa pada zaman moden ini wanita sudah mampu hidup tanpa bantuan orang lain. 2-Pentingnya ilmu bagi wanita untuk menghadapi zaman moden ini. 3- Wanita wajib barhati-hati dalam menjalinilian hidup berumah tangga.
|
MARI BERDISKUSI SAMA-SAMA KECOHKAN SUASANA.
|